Kegiatan ANBK (Asesmen Nasional Berbasis Komputer) 2021/2022
Kegiatan ANBK (Asesmen Nasional Berbasis Komputer) 2021/2022
Pelaksanaan kegiatan ANBK SMA Muhammadiyah Sokaraja
Sokaraja,- Tepat pada 27 - 28 September 2021, SMA Muhammadiyah Sokaraja mengadakan program evaluasi ANBK (Asesmen Nasional Berbasis Komputer).
Asesmen Nasional adalah program penilaian terhadap mutu setiap sekolah,madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah. Mutu satuan pendidikan dinilai berdasarkan hasil belajar murid yang mendasar (literasi,numerisasi, dan karakter) serta kualitas proses belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran. Informasi-informasi tersebut diperoleh dari tiga instrumen utama, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter,dan Survei Lingkungan Belajar.
Asesmen Nasional perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Asesmen ini dirancang untuk menghasilkan informasi akurat untuk memperbaiki kualitas belajar-mengajar, yang pada gilirannya akan meningkatkan hasil belajar murid. Asesmen Nasional menghasilkan informasi untuk memantau (a) perkembangan mutu dari waktu ke waktu, dan (b) kesenjangan antar bagian di dalam sistem pendidikan (misalnya kesenjangan antarkelompok sosial ekonomi dalam satuan pendidikan, kesenjangan antara satuan pendidikan negeri dan swasta di suatu wilayah, kesenjangan antardaerah, atau pun kesenjangan antar kelompok berdasarkan atribut tertentu).
Asesmen Nasional bertujuan untuk menunjukkan apa yang seharusnya menjadi tujuan utama satuan pendidikan, yakni pengembangan kompetensi dan karakter murid. Asesmen Nasional juga memberi gambaran tentang karakteristik esensial sebuah satuan pendidikan yang efektif untuk mencapai tujuan utama tersebut. Hal ini diharapkan dapat mendorong satuan pendidikan dan Dinas Pendidikan untuk memfokuskan sumber daya pada perbaikan mutu pembelajaran.an dalam tiga instrumen utama yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM Literasi, Numerasi), survei karakter dan survei lingkungan belajar.
Asesmen nasional dirancang sebagai pengganti ujian nasional dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN). Ada 3 bagian dalam asesmen nasional yang diujikan, meliputi:
1. Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), yakni mengukur capaian literasi (bahasa) membaca dan numerasi (matematika) sebagai hasil belajar kognitif.
2. Survei Karakter, yaitu metode pengukur sikap, kebiasaan, nilai-nlai sebagai hasil belajar non kognitif, seperti iman dan takwa kepada Tuhan, akhlak mulia, kebhinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif
3. Survei Lingkungan Belajar, merupakan metode pengukur kualitas pembelajaran dan iklim sekolah yang menunjang pembelajaran.
Asesmen Nasional dilaksanakan menggunakan komputer dan secara daring alias online
Antusiasme Siswa dan Karyawan SMA Muhammadiyah Sokaraja dalam melaksanakan ANBK 2021/2022
Adapun pelaksanaan ANBK diprakasia dengan perangkat komputer karena :
1. Menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi yang tak bisa dicegah.
Ujian dengan metode konvensional yang menggunakan kertas sudah berjalan ratusan bahkan ribuan tahun. Kini zaman mulai berubah menuju ke dunia digital. Satu-persatu negara, satu-persatu aspek kehidupan manusia, semuanya akan berganti menjadi sistem digital. Jika tidak secepatnya beradaptasi, maka pendidikan Indonesia akan semakin tertinggal dan terlindas oleh zaman. Mau tak mau, suka tak suka, zaman digital akan segera menjadi pilihan yang wajib dipakai.
2. Menghemat anggaran.
Butuh anggaran yang cukup besar untuk melaksanakan ujian dengan metode konvesional, karena sekolah harus mengeluarkan biaya untuk mencetak soal dan lembar jawabannya. Tidak heran jika pada saat-saat tertentu seperti latihan atau ulangan harian, guru hanya mengedarkan lembar jawaban saja, sedangkan soal-soalnya diberikan secara lisan atau tertulis di papan tulis. Namun dengan CBT, anggaran kertas untuk ujian tidak diperlukan lagi. Hanya dengan satu komputer saja, sekolah sudah bisa menggunakannya untuk ujian tanpa batas, bahkan latihan harian sekalipun.
3. Menghemat waktu dan tenaga guru dalam proses persiapan dan sesudah ujian.
Guru tidak perlu disibukkan dengan persiapan ujian yang panjang, seperti mencetak dan memperbanyak kertas ujian. Cukup dengan satu kali meng-input soal ke server, seluruh siswa sudah bisa mengikuti ujian. Begitu juga dengan waktu pasca ujian, guru tidak perlu pusing memeriksa hasil ujian yang menumpuk berlembar-lembar. Sistem CBT akan mengakumulasi secara otomatis nilai hasil ujian para siswa berdasarkan kunci jawaban yang telah diinput sebelumnya.
4. Memudahkan siswa saat mengerjakan ujian.
Siswa tidak perlu membawa dan meminjam alat tulis, tidak perlu menyilang jawaban dan mencorat-coretnya jika salah. Melalui komputer pada CBT, siswa hanya harus mengklik jawaban yang benar dan mengkliknya lagi (undo click) jika salah. Saat ada gambar soal yang kecil dan tidak terlalu jelas, siswa bisa memperbesarnya dengan meng-klik pilihan “zoom” hingga gambar terlihat cukup jelas.
5. Hasil ujian menjadi lebih cepat dan akurat.
Perhitungan nilai otomatis oleh sistem komputer akan meminimalisir kesalahan manusia (human error) dalam pemeriksaan. Sistem komputer akan mencocokkan jawaban siswa dengan kunci jawaban yang telah diinput guru sebelumnya. Hasil nilai pun keluar lebih cepat, tidak butuh waktu berhari-hari. Seketika ujian selesai, hasil nilai muncul secara otomatis dan dapat disimpan secara lebih praktis menjadi arsip guru.
6. Menjaga kelestarian bumi.
Berapa banyak pohon yang telah ditebang untuk menyuplai kebutuhan kertas manusia, sementara polusi semakin bertambah? Dengan mengurangi pengunaan kertas, artinya sekolah telah berkontribusi langsung dalam menjaga kelestarian bumi.
Komentar
Posting Komentar